Sinopsis Selma (2014) Awal Demonstrasi Pemilu AS 1965 Bersama Martin Luther King
Selma (2014), film biography drama history dengan jadwal tayang 9 Januari 2015 (USA), durasi 2 jam 8 menit, rating PG-13, oleh sutradara Ava DuVernay, penulis Paul Webb. Film ini diproduksi oleh Cloud Eight Films, Celador Fims, Harpo Films dengan estimasi biaya US$20 juta dan pemasukan US$52 juta (10 April 2015).
Pemain David Oyelowo sebagai Dr. Martin Luther King, Jr., Carmen Ejogo (Coretta Scott King), Jim France, Trinity Simone, Mikeria Howard, Jordan Rice, Tom Wilkinson, Oprah Winfrey. Judul film ini diambil dari nama kota di Alabama yang menjadi awal dari demonstrasi untuk hak pilih dalam pemilu yang ditunjukkan pada film ini. Selma adalah sebuah film drama sejarah tahun 2014 yang disutradarai oleh Ava DuVernay. Film ini menggambarkan peristiwa seputar pawai hak suara Selma ke Montgomery tahun 1965 yang dipimpin oleh Dr. Martin Luther King Jr.
Sinopsis
Kisah panjang Martin Luther King dalam mendorong jaminan hak memilih yang sama dengan kulit putih yang diawalinya di Montgomery, Alabama tahun 1965.
Kisah nyata yang tak terlupakan dalam periode yang kusut selama periode tiga bulan penuh gejolak pada tahun 1965, ketika Dr Martin Luther King, Jr. memimpin kampanye berbahaya untuk menjamin hak yang sama dalam menghadapi oposisi.
Pawai luar biasa yang diawali dari kota Selma menuju Montgomery mendorong pemerintah yang kemudian puncaknya Presiden Johnson menandatangani Undang-undang Hak Voting tahun 1965, salah satu kemenangan paling signifikan bagi kesetaraan hak-hak sipil.
Film yang disutradarai Ava Duvernay ini menjadi sebuah kisah yang bercerita tentang bagaimana seorang pemimpin yang dihormati bernama Dr Martin Luther King, Jr dan rekan-rekannya membentuk pergerakan untuk menjadikan sebuah perubahan dalam sejarah untuk selamanya.
Pada tahun 1964, Dr. Martin Luther King Jr. dari Konferensi SCLC (Southern Christian Leadership Conference) menerima penghargaan Nobel perdamaian. Empat gadis kulit hitam sedang berjalan kaki di Birmingham, Alabama, tewas dibunuh oleh bom yang disengaja oleh Ku Klux Klan. Annie Lee Cooper datang untuk mendaftar dalam pemilu di kota Selma, Alabama namun ditahan oleh para pendaftar kulit putih. King bertemu dengan Presiden Lyndon B. Johnson untuk meminta aturan hukum yang jelas untuk mengizinkan warga kulit hitam mendaftar untuk ikut memilih, dan presiden menjawab bahwa ia sedang punya proyek yang lebih penting.
King kemudian berangkat ke Selma bersama beberapa orang termasuk Ralph Abernathy, Andrew Young, James Orange, dan Diane Nash. James Bevel menyambut kehadiran mereka dan sejumlah aktivis SCLC datang. Direktur FBI J. Edgar Hoover menjelaskan kepada Johnson bahwa King adalah masalah, dan menyarankan agar mereka mengacaukan rumah tangganya. Coretta Scott King telah khawatir dengan pekerjaan suaminya di Selma. King meminta penyanyi Mahalia Jackson untuk memberikan inspirasi lewat musik.
King, beberapa pimpinan SCLC serta warga kulit hitam dari kota Selma melakukan pawai menuju tempat pendaftaran untuk mendaftarkan diri. Setelah terjadi konfrontasi di depan gedung pengadilan, pertarungan itu tak terhindarkan ketika polisi mulai masuk ke kerumunan. Cooper melawan balik, menghantam Sherif Jim Clark hingga terjatuh, memicu penahanan Cooper, King dan lainnya.
Gubernur Alabama George Wallace berpidato untuk melawan gerakan itu. Coretta bertemu dengan Malcolm X, yang berkata bahwa ia akan menggerakkan warga kulit putih untuk bersatu dengan King untuk melakukan gerakan lebih ekstrim. Wallace dan Al Lingo memutuskan untuk menggunakan kekuatan dalam menghadapi pawai malam di Marion, Alabama dengan mengerahkan polisi negara bagian untuk menyerang pawai.
Sekelompok demonstran berlarian ke sebuah restoran untuk bersembunyi, namun polisi merangsek masuk, memukul dan menembak Jimmie Lee Jackson. King dan Bevel bertemu dengan Cager Lee, kakek Jackson di kamar mayat. King berpidato dan meminta semua orang untuk meneruskan perjuangan mereka. King menerima telepon ancaman dengan rekaman kegiatan seksual yang tersirat antara dirinya dengan wanita lain yang membuatnya adu mulut dengan Coretta.
Sekelompok demonstran berlarian ke sebuah restoran untuk bersembunyi, namun polisi merangsek masuk, memukul dan menembak Jimmie Lee Jackson. King dan Bevel bertemu dengan Cager Lee, kakek Jackson di kamar mayat. King berpidato dan meminta semua orang untuk meneruskan perjuangan mereka. King menerima telepon ancaman dengan rekaman kegiatan seksual yang tersirat antara dirinya dengan wanita lain yang membuatnya adu mulut dengan Coretta.
Pawai dari Selma ke Montgomery akan segera dilakukan, King berbicara kepada Young tentang membatalkannya, tetapi Young meyakinkan King untuk bertahan. para demonstran termasuk John Lewis dari SNCC, Hosea Williams dari SCLC, dan aktivis Selma Amelia Boynton, menyeberangi jembatan Edmund Pettus dan berhadapan dengan garis batas polisi negara bagian yang menggunakan masker gas. Para polisi memerintahkan demonstran untuk kembali, dan ketika mereka mulai diserang polisi menggnakan gas airmata, kuda dan lainnya, Lewis dan Boynton terluka cukup parah. Serangan itu ditayangkan dalam berita national di mana para korban yang luka-luka dirawat di Chapel Brown.
Pengacara pergerakan Fred Gray meminta Hakim Federal Frank Minis Johnson untuk membiarkan pawai tetap maju. Presiden Johnson meminta King dan Wallace menghentikan tindakan mereka, dan mengirim John Doar untuk meyakinkan King agar menunda pawai selanjutnya. Warga kulit putih Amerika termasuk Viola Liuzzo dan James Reeb, datang untuk bergabung dalam pawai kedua.
Para demonstran kembali melewati jembatan itu dan melihat barisan polisi negara bagian, namun kali ini para polisi menepi dan membiarkan mereka lewat. King setelah berdoa, berpaling dan membawa kelompok itu pergi, yang kemudian mendapat kecaman dari para aktivis SNCC. Malamnya, Reeb tewas dihabisi warga kulit putih di sebuh jalan di Selma.
Hakim Johnson mengizinkan pawai kembali. Presiden Johnson berpidato sebelum sidang bersama kongres untuk meminta penghapusan pembatasan dalam memilih, memuji keberanian para aktivis. Pawai di jalan raya menuju Montgomery terus berlangsung dan ketika mereka mencapai Montgomery, King menyampaikan pidaotnya di tangga gedung Capitol negara bagian.
Pemeran:
- David Oyelowo sebagai Dr. Martin Luther King Jr.: David Oyelowo menggambarkan pemimpin hak-hak sipil ikonik Dr. Martin Luther King Jr.
- Tom Wilkinson sebagai Presiden Lyndon B. Johnson: Tom Wilkinson memerankan Presiden Lyndon B. Johnson, yang awalnya ragu untuk mendukung undang-undang hak suara tetapi akhirnya menandatangani Undang-Undang Hak Suara tahun 1965 menjadi undang-undang sebagai tanggapan atas peristiwa di Selma.
- Carmen Ejogo sebagai Coretta Scott King: Carmen Ejogo memerankan Coretta Scott King, istri Dr. Martin Luther King Jr. Dia memberikan dukungan kepada suaminya dan merupakan tokoh berpengaruh dalam gerakan hak-hak sipil.
- Oprah Winfrey sebagai Annie Lee Cooper: Oprah Winfrey memerankan Annie Lee Cooper, seorang aktivis kehidupan nyata yang memperjuangkan haknya untuk memilih. Konfrontasi Cooper dengan Sheriff Jim Clark di gedung pengadilan menjadi momen penting dalam film tersebut.
- Tim Roth sebagai Gubernur George Wallace: Tim Roth memerankan Gubernur George Wallace, seorang segregasionis setia yang menentang gerakan hak-hak sipil dan berusaha menekan hak suara Afrika-Amerika.
- Common sebagai James Bevel: Common menggambarkan James Bevel, seorang aktivis hak-hak sipil terkemuka dan penasihat dekat Dr. Martin Luther King Jr. Dia memainkan peran penting dalam mengatur pawai Selma ke Montgomery.
- Giovanni Ribisi sebagai Lee C. White: Giovanni Ribisi memerankan Lee C. White, penasihat Presiden Lyndon B. Johnson. Dia menasihati presiden tentang penanganan protes hak-hak sipil di Selma.
Post a Comment for "Sinopsis Selma (2014) Awal Demonstrasi Pemilu AS 1965 Bersama Martin Luther King"