The Best Man (2023) Review
Sinopsis
The Best Man dibuka dengan menampilkan misi penyelamatan saat sekelompok tentara bayaran menyelamatkan seorang wanita Amerika yang diculik di Meksiko. Meskipun diperlengkapi jauh lebih baik daripada para penculik, mereka harus mengalami korban termasuk Axel (Scott Martin, The Rig, Big Kill) yang menembakkan peluru dan dibiarkan mati.
Waktu berlalu hingga satu tahun kemudian, wanita itu, yang bernama Brook (Nicky Whelan), menikah dengan seorang pria bernama Cal (Luke Wilson), yang adalah salah satu diantara tentara bayaran yang pernah menyelamatkannya. Sepupunya adalah Bradley (Brendan Fehr), salah satu kru terbaik di jajaran mereka, termasuk Anders (Dolph Lundgren) juga ada disana.
Ayahnya Brook (Chris Mullinax) telah mempersiapkan segala hal, termasuk sebuah resor mewah di dareah terpencil untuk menyambut pesta besar itu, yang tentu saja pasti disesali oleh mereka saat satu tim bersenjata lengkap menggegerkan seluruh resor. Film laga tembak menembak seperti ini, sangat baik diantarkan oleh sutradara Shane Dax Taylor yang memberikan permulaan yang bagus bagi para pecinta film sejenis. Sejumlah aksi cepat ditampilkan dan sejumlah dialog yang diperlukan untuk memperkenalkan para karakter di dalamnya.
Tidak terlalu banyak membingungkan, skenario sedikit banyak dapat diprediksi, misalnya Bradley yang punya hubungan dengan Hailey, adik perempuannya Brook. Saat keseruan dimulai, tidak ada keraguan tentang siapa sebenarnya pihak dibalik serangan itu, apa motif mereka dan siapa yang mereka kejar. Sutradara sepertinya tak perlu berusaha menyembunyikan identitas itu. Ketika penyerangan terjadi, satu diantara mereka tak pakai topeng. Salah satu aspek yang menarik dari genre laga adalah tidak terlalu banyak perubahan, misalnya si pahlawan menjadi si penjahat, atau kebalikannya.
The Best Man langsung memutuskan untuk membuka lahan tembak menembak yang lebih terbuka dengan berbagai karakter saling menyikut di seputar resor tersebut dan terjadi pertarungan lebih sengit ketika mereka saling berhadapan. Tindakan skenario yang baik, ketika membiarkan semua pemeran utama terlibat dalam pertarungan dan baku tembak yang membuatnya seperti sebuah peristiwa yang tertata, terutama ketika Lundgren yang ternyata punya peran lebih besar dari pada tampilan cameo sekedar nama di posternya.
Jake Dashnaw, si pengatur pemeran pengganti, benar-benar melakukan pekerjaanya dengan baik selama pengaturan pertarungan, yang membuat tingkat realitasnya lebih bagus dan brutal, kerusakan optimal dan perkelahian yang cukup lama. Begitu baik dikerjakan, seluruh aksi berjalan dengan kecepatan yang sudah cukup bagus di sebagian besar durasinya, namun yang disayangkan adalah ending di menit-menit terakhir yang mana biasanya diselesaikan dengan pertempuran ter epik, namun film ini memilih mengakhirinya dengan anti klimaks, menjadikann jadi terasa singkat.
Yah, namanya juga film tidak selalu sempurna dalam penyampaiannya. Ending yang kurang keras itu juga tak merusak skenario sebelumnya selama perjalanan film. Dan film ini termasuk salah satu yang terbaik di posisi film beranggaran rendah.
- Brendan Fehr
- Nicky Whelan
- Scot-Taylor Compton
- Scott Martin
- Dolp Lundgren
- Luke Wilson
- Ryan Devlin
- Andrey Ivchenko.
- C. Alec Rossel
- Shane Dax Taylor
- Daniel Zirilli(cerita oleh)
Post a Comment for "The Best Man (2023) Review"