Pet Sematary: Bloodlines 2023

Plot dan review Sematary: Bloodlines, film tentang kejahatan kuno yang telah merasuki kota Ludlow sejak lama, bersama pemeran dan jadwal tayangnya

Pet Sematary: Bloodlines, film horor supernatural Amerika tahun 2023 disutradarai oleh Lindsey Anderson Beer dalam debut penyutradaraannya. Ditulis bersama oleh Beer dan Jeff Buhler, film mencekam ini berfungsi sebagai prekuel film Pet Sematary (2019), yang diadaptasi dari novel ikonik tahun 1983 karya Stephen King. Pet Sematary: Bloodlines ditayangkan perdana di Fantastic Fest pada tanggal 23 September 2023, yang diikuti dengan peluncuran streamingnya di Paramount+ pada tanggal 6 Oktober.

Pet Sematary: Bloodlines 2023

Pet Sematary: Bloodlines menampilkan pemain populer termasuk Jackson White, Forrest Goodluck, Jack Mulhern, Henry Thomas, Natalie Alyn Lind, Isabella Star LaBlanc, Samantha Mathis, Pam Grier, dan David Duchovny. Dengan perpaduan aktor kawakan dan bintang baru, film ini menjanjikan pertunjukan mengerikan yang akan membuat penonton terkesima. Sebagai bagian keempat dari serial film Pet Sematary, Pet Sematary: Bloodlines menggali lebih dalam mitologi seputar kuburan terkutuk. 

Jud Crandall adalah salah satu karakter dalam novel Pet Sematary tahun 1983, film adaptasi tahun 1989, film remake tahun 2019, dan merupakan karakter utama dari prekuel Pet Sematary: Bloodlines. Di film/buku pertama, Gage dibunuh oleh Creed dengan cara menggigit tenggorokannya.

Dalam Remake 2019, Ellie Creed yang menyusun ulang menikam Jud sampai mati di depan kamera. Dalam prekuel Pet Sematary: Bloodlines tahun 2023, kita menyaksikan Jud sebagai seorang pemuda yang mencari tujuan hidupnya. Di film/buku pertama, Jud Crandall sebagai Dr. Louis menceritakan 3 cerita kepada Creed. Pertama: Bagaimana pemakaman Micmac dibentuk, kedua: Veteran yang kembali dari Vietnam dan ketiga: Anjing yang menjadi gila di kota bertahun-tahun yang lalu.

Premis Film

Saat itu tahun 1969, ketika Jud Crandall yang masih muda memiliki impian untuk meninggalkan kampung halamannya, tetapi segalanya berubah ketika dia menemukan rahasia gelap yang terkubur dalam kuburan. Dia terjebak dalam warisan keluarga yang angker, yang selamanya mengikatnya dengan tempat itu. Bersama teman-teman masa kecilnya, Jud harus menghadapi kejahatan kuno yang telah merasuki Ludlow sejak zaman dahulu.

Pemeran

  • Jackson White sebagai Jud Crandall
  • Natalie Alyn Lind sebagai Norma
  • Forrest Goodluck sebagai Manny
  • Isabella Bintangi LaBlanc sebagai Donna
  • Henry Thomas sebagai Dan Crandall
  • Jack Mulhern sebagai Timmy Baterman
  • David Duchovny sebagai Bill Baterman
  • Samantha Mathis sebagai Kathy Crandall
  • Pam Grier sebagai Majorie Washburn

Ulasan

Dalam konteks era tahun 1969, film ini bertindak sebagai prekuel dengan latar belakang kota kecil Ludlow pastinya menarik perhatian para penonton yang doyan akan misteri dan ketegangan. Kisahnya membawa kita ke dalam keluarga-keluarga yang menyimpan rahasia gelap dari anak-anak mereka, menciptakan ketegangan yang menggugah rasa ingin tahu.

Pengantar yang kuat dimulai ketika Bill Baterman, diperankan oleh David Duchovny, menguburkan putranya Timmy di tempat pekuburan. Namun, ketika Timmy kembali sebagai mayat hidup, segalanya berubah secara drastis. Intrik dimulai ketika teman-teman Timmy, Judson dan Manny, bersama pacar Judson, Norma, menemukan seekor anjing yang tampak sangat sakit di tengah jalan. Tidak menyadari bahwa anjing itu adalah milik Timmy, mereka membawanya kembali ke rumah, hanya untuk mengalami serangan mengerikan dari hewan itu, mengirim Norma ke rumah sakit dengan luka-luka yang serius.

Tingkah laku aneh Timmy dan kecurigaan yang tumbuh di antara karakter-karakter utama membawa kita pada perjalanan yang penuh dengan ketegangan dan kecemasan. Tapi yang membuat film ini menarik adalah bagaimana karakter-karakternya segera mengambil kesimpulan, menciptakan atmosfer yang menggugah rasa ingin tahu tetapi juga memberikan sedikit kekecewaan karena kita merasa telah kehilangan beberapa momen penting dalam pengembangan cerita.

Pencarian Judson untuk mengungkap rahasia kelam di balik kota kecil Ludlow memberikan dimensi baru pada film ini. Melalui penelitian sejarah kota, dia menemukan bahwa rahasia keluarga telah dipelihara dari generasi ke generasi, dan sekarang, hidupnya tergantung pada kemampuannya untuk menghadapi kenyataan mengerikan yang tersembunyi di balik tirai gelap.

Namun, kritik terhadap film ini terletak pada dramatisasi yang terlalu dini. Babak pertama sudah memunculkan ketegangan dan drama yang intens, sehingga babak kedua terasa seperti babak ketiga, menyisakan sedikit ruang bagi penonton untuk menyerap setiap momen penting dengan cermat. Tetapi dengan semua kekurangannya, film ini tetap menjadi perjalanan yang mencekam dan menggugah untuk mengungkap misteri yang tersembunyi di balik kota kecil yang tampaknya tenang itu.

Tampaknya film ini memang menghadapi tantangan dalam memberikan penjelasan yang memuaskan serta koherensi dalam plotnya. Dengan bergantung pada jumpscare dan adegan gore, film ini mungkin lebih fokus pada aspek visual yang mengejutkan daripada pengembangan karakter dan cerita yang substansial.

Kekurangan penjelasan yang baik mengenai apa yang sebenarnya terjadi di balik kebangkitan para korban dan kuburan menjadi titik lemah yang signifikan. Penonton dibiarkan bingung tentang bagaimana dan mengapa kejadian-kejadian tertentu terjadi, meninggalkan mereka merasa terputus dari alur cerita.

Misalnya, momen ketika Timmy menyerang Donna dan kemudian tiba-tiba berperilaku seperti orang mati merupakan salah satu contoh dari kekacauan plot yang mungkin membuat penonton bingung. Pertanyaan mengenai kapan dan bagaimana Timmy menguburkan Donna tidak dijelaskan dengan baik, meninggalkan celah besar dalam alur cerita yang sulit dipahami.

Selain itu, tindakan Timmy yang langsung menyerang Norma tanpa penjelasan yang memadai juga menambah kebingungan penonton. Mengapa dia memilih Norma sebagai targetnya dan apa motivasinya masih belum terungkap dengan jelas.

Ketidakmasukan alur cerita dan kebingungan yang timbul dari pertanyaan-pertanyaan tak terjawab membuat film ini terasa seperti kumpulan ide yang dipadukan tanpa koherensi yang kuat. Ini bisa menjadi sebuah tantangan bagi para penonton yang menginginkan pengalaman yang memuaskan secara keseluruhan.

Dalam menghadapi tantangan seperti ini, film ini mungkin akan mendapat kritik keras dari para penonton dan kritikus yang mencari lebih dari sekadar adegan menegangkan dan visual yang mengesankan.

About the Author

charma adalah nama online blogger, sejak 2014 telah mengisi hari-hari dengan mengangkat informasi film dan novel, berhenti sejenak dan masih terus mencoba bertahan dengan cara lama di arena yang sangat besar ini. Terimakasih gaiss atas kunjungannya …

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.