Review Film Land and Freedom 1995

Salah satu pembuat film terbaik yang paling konsisten selama tahun 1980an dan 1990an adalah Ken Loach. Dengan resume yang ditonjolkan oleh judul-judul tak terlupakan seperti Raining Stones, Hidden Agenda, Riff-Raff, Ladybird, Loach dikenal sebagai tipe sutradara yang tak kenal menyerah. Film-filmnya yang provokatif dan kaya akan ide selalu dipenuhi oleh karakter-karakter yang dapat dipercaya, dan film terbarunya, Land and Freedom, tidak terkecuali. Namun dengan film ini, Loach telah pindah dari wilayah yang dikenalnya di Inggris modern, memutar waktu kembali ke Spanyol pada tahun 1936 untuk menceritakan kisah tentang satu kelompok yang menentang Jenderal Franco dan para pendukung fasisnya.

Land and Freedom 1995 - oleh flickr

Perang Saudara Spanyol tidak seperti pemberontakan lainnya dalam sejarah. Ini adalah sebuah peristiwa yang berantakan dan tidak terorganisir dimana kekuatan pro-komunis dan pro-demokrasi saling berperang dan bukannya bersatu melawan musuh bersama. Kurangnya organisasi di antara para pekerja yang tidak mempunyai tanah menyebabkan kemenangan Franco, yang didukung oleh Mussolini dan Hitler. Beberapa orang, termasuk Loach, percaya bahwa pengaruh buruk partai Komunis yang didukung Stalin memupuk perpecahan di antara kaum revolusioner yang menghasilkan kemenangan fasis.

Land and Freedom dimulai dengan penampilan Inggris saat ini, dengan seorang wanita muda (Mandy Walsh) membaca buku harian dan surat mendiang kakeknya, yang merupakan bagian dari Milisi Republik multi-nasional yang berperang melawan Franco. David (Ian Hart), seorang anggota Partai Komunis, sedang menganggur di Liverpool ketika ada seruan dari Spanyol untuk meminta dukungan dalam perang melawan fasisme. Didorong oleh idealisme, David meninggalkan istrinya untuk bergabung dengan divisi sampah dari salah satu milisi lokal yang berjuang untuk mengalahkan Franco.

Ada beberapa adegan pertempuran sengit di Land and Freedom, tetapi, seperti semua film Loach, adegan ini didorong oleh ide. Kecil kemungkinan kita pernah melihat film perang seperti Land and Freedom. Setelah milisi membebaskan sebuah kota kecil, mereka bergabung dengan pekerja lokal dalam perdebatan panjang mengenai pro dan kontra kolektivisasi. Ini adalah diskusi yang kaya dan penuh semangat, dan kedua belah pihak menyampaikan poin-poin yang sangat bagus. Film diisi dengan adegan-adegan ketika tokoh-tokoh berbicara tentang hal-hal yang berarti, seperti mengapa mereka harus menolak tentara Komunis yang terorganisir dan mengapa mereka tidak harus memoderasi slogan-slogan mereka hanya untuk mendapatkan dukungan dari negara lain.

Kisahnya terungkap seperti yang terlihat melalui mata David. Ini adalah kisahnya, dan, seperti semua perjalanan hati dan jiwa yang epik, ini melibatkan sebuah kemenangan, yang diisi oleh tragedi, cinta, gairah, dan rasa sakit. Terpecah antara mendukung perlawanan terorganisir dan terus menjadi bagian dari milisi yang terisolasi namun otonom, David membuat keputusan yang "aman", kemudian, dengan kecewa, mengetahui alasan mengapa Franco memenangkan perang -- kaum pemuja Stalin lebih tertarik pada menindas para pejuang kemerdekaan yang sebenarnya daripada menentang kaum fasis.

Saat berada di Spanyol, David jatuh cinta dengan Blanca, seorang keturunan Spanyol yang telah membayar harga yang sangat mahal dalam perang. Hubungan ini membentuk pusat emosional film tersebut, namun, seperti semua hal lain yang disayangi David, hubungan ini terancam oleh ambivalensinya mengenai kelompok revolusioner mana yang harus didukung.

Loach mengarahkan dengan tangan yang cekatan, dan naskah Jim Alleln dipenuhi dengan perubahan-perubahan kecil yang tidak dapat diprediksi. Kekerasan digunakan secara hemat namun efektif, seperti ketika senjata di bawah standar meledak di wajah David saat dia mencoba mengajari penduduk kota cara menggunakannya. Dalam Land and Freedom, kematian dihadirkan, dan satu adegan di akhir film menggarisbawahi tragedi sebenarnya dari apa yang, dalam kata-kata Loach, adalah "revolusi yang terhianati".

Bagi sang sutradara, ada keterkaitan antara apa yang terjadi di Spanyol pada tahun 1936 dan apa yang mungkin terjadi saat ini, dan itulah sebabnya ia memilih untuk membingkai cerita dengan cucu perempuan David yang mengungkap kisahnya. Loach melihat sikap apatis yang menyelimuti masyarakat Barat, dan bertanya-tanya apakah api idealisme sudah padam atau sudah mati. Sebagai peringatan, Land and Freedom mengingatkan kita akan harga yang harus dibayar dalam memperjuangkan keyakinan, dan harga yang lebih besar karena ditinggalkan oleh orang-orang yang dianggap sebagai sekutu dalam perjuangan tersebut. Idealisme bisa menjadi jalan yang sepi dan sulit ketika diperlukan tindakan -- sesuatu yang dipelajari oleh David, Blanca, dan semua anggota Milisi Republik lainnya.

  • Sutradara: Ken Loach
  • Pemeran: Ian Hart, Rosana Pastor, Iciar Bollain, Tom Gilroy, Frederic Pierrot, Marc Martinez, Suzanne Maddock, Mandy Walsh
  • Distributor A.S.: Gramercy Pictures
  • Waktu Tayang: 109 menit
  • Tanggal Rilis AS: -
  • Rating MPAA: “NR” (Kekerasan, Kata-kata)
  • Genre: DRAMA

About the Author

charma adalah nama online blogger, sejak 2014 telah mengisi hari-hari dengan mengangkat informasi film dan novel, berhenti sejenak dan masih terus mencoba bertahan dengan cara lama di arena yang sangat besar ini. Terimakasih gaiss atas kunjungannya …

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.